Surat Kepercayaan Gelanggang adalah pernyataan sikap dari beberapa
sastrawan Indonesia yang kemudian hari dikenal sebagai Angkatan '45. Di antara
para sastrawan ini yang paling menonjol adalah Asrul Sani dan Rivai Apin. Surat
ini diterbitkan oleh majalah Siasat pada tanggal 22 Oktober 1950.
Surat Kepercayaan Gelanggang
Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan
kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. Kami lahir dari kalangan
orang banyak dan pengertian rakyat bagi kami adalah kumpulan campur-baur dari
mana dunia baru yang sehat dapat dilahirkan.
Keindonesiaan kami tidak
semata-mata karena kulit kami yang sawo matang, rambut kami yang hitam atau
tulang pelipis kami yang menjorok ke depan, tetapi lebih banyak oleh apa yang
diutarakan oleh wujud pernyataan hati dan pikiran kami.
Kami tidak akan memberi kata ikatan untuk kebudayaan Indonesia,
kami tidak ingat akan melap-lap hasil kebudayaan lama sampai berkilat dan untuk
dibanggakan, tetapi kami memikirkan suatu penghidupan kebudayaan baru yang
sehat. Kebudayaan Indonesia ditetapkan oleh kesatuan berbagai-bagai rangsang
suara yang disebabkan oleh suara yang dilontarkan kembali dalam bentuk suara
sendiri. Kami akan menentang segala usaha yang mempersempit dan menghalangi
tidak betulnya pemeriksaan ukuran nilai.
Revolusi bagi kami ialah penempatan nilai-nilai baru atas
nilai-nilai usang yang harus dihancurkan. Demikian kami berpendapat, bahwa
revolusi di tanah air kami sendiri belum selesai.
Dalam penemuan kami, kami mungkin tidak selalu asli; yang pokok
ditemui adalah manusia. Dalam cara kami mencari, membahas, dan menelaahlah kami
membawa sifat sendiri.
Penghargaan kami terhadap keadaan keliling (masyarakat) adalah
penghargaan orang-orang yang mengetahui adanya saling pengaruh antara
masyarakat dan seniman
Jakarta, 18 Februari 1950